Senin, 12 Desember 2016

Pemberdayaan Perpustakaan Agar Tidak Menjadi Gudang Penyimpanan Buku

A.      Pengertian Pemberdayaan Perpustakaan
1.      Pengertian Pemberdayaan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pemberdayaan berasal dari kata daya yang memiliki arti, kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak, kekuatan; tenaga (yang menyebabkan sesuatu bergerak dan sebagainya), muslihat, akal; ikhtiar; upaya.
Memberdayakan yaitu memiliki arti membuat berdaya, dengan kata lain memberdayakan adalah kemampuan untuk mengatasi sesuatu secara optimal.
2.      Pengertian Perpustakaan
Kata Perpustakaan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “pustaka” yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kitab, buku. Dalam bahasa Inggris disebut library yang berarti room or building for a collection of books kept there for reading, ruang atau bangunan tempat menyimpan koleksi buku-buku untuk keperluan baca.
Perpustakaan adalah kumpulan buku-buku dan bahan pustaka lainnya, baik cetak, terekam maupun dalam bentuk lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahan-bahan pustaka itu disimpan menurut tata susun tertentu untuk kepentingan pembaca, bukan untuk dijual dengan tujuan mencari untung.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa memberdayakan perpustakaan adalah kemampuan ataupun usaha untuk mengakali suatu ruangan yang berisi dengan banyaknya buku-buku untuk keperluan baca agar dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.



3.      Sebuah perpustakaan dibangun dengan tujuan antara lain:
a.       Menjadi tempat mengumpulkan atau menghimpun informasi, dalm arti aktif, perpustakaan tersebut mempunyai kegiatan yang terus menerus untuk menghimpun sebanyak mungkin sumber informasi untuk dikoleksi.
b.      Sebagai tempat mengolah/ memperoses semua bahan pustaka dengan metode atau sistem tertentu seperti registrasi, klasifikasi, katalogisasi, dan kelengkapan lainnya, baik secara manual maupun menggunakan sarana teknologi infromasi, pembuatan perlengkapan lain agar semua koleksi mudah digunakan.
c.       Menjadi tempat menyimpan dan memelihara. Artinya ada kegiatan untuk mengatur, menyusun, menata, memelihara, merawat, agar koleksi rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, mudah diakses, tidak mudah rusak, hilang, dan berkurang.
d.      Sebagai salah satu pusat informasi yang lengkap dan up to date bagi pengembangan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku/ sikap (attitude), sumber belajar, penelitian, dan rekreasi, perservasi, serta kegiatan ilmiah lainnya. Memberikan layanan kepada pemakai, seperti membaca, meminjam, meneliti, dengan cara cepat, tepat, mudah, dan murah.
e.       Merupakan agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, sekarang dan masa depan. Dalam konsep yang lebih hakiki eksistensi dan kemajuan perpustakan menjadi kebanggaan, dan symbol peradaban kehidupan untuk manusia.
4.      Fungsi perpustakaan antara lain:
a.       Fungsi penyimpanan/ deposit, perpustakaan sebagai institusi penyimpan koleksi, berkewajiban untuk menyimpan dan melestarikan semua karya cetak berupa buku, jurnal, laporan penelitian, karya ilmiah serta karya rekam berupa kaset, compact disc (CD), piringan hitam yang telah diterbitkan. Perpustakaan yang berfungsi sebagai deposit adalah perpustakaan Nasional.
b.      Fungsi informasi, perpustakaan memiliki orientasi sebagai penyedia informasi, baik sumber masa lampau (sejarah) maupun informasi mutakhir dan up to date. Denagan demikian berbagai informasi dapat memberikan manfaat bagi user serta dapat memilih berbagai jenis informasi sesuai kebutuhan yang diambil dari berbagai ide dari koleksi yang diciptakan para ahli dari berbagai bidang ilmu.
c.       Fungsi rekreasi, perpustakaan tidak hanya untuk mencari sumber informasi namun membaca bertujuan untuk menghibur diri, menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani serta bertujuan mengembnagkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan yang menghibur dan pemanfaatan waktu sengganng, seperti novel, cerpen, majalah, surat kabar,dll.
d.      Fungsi Pendidikan, perpustakaan merupakan sumber belajar dan pendidikan tanpa mengenal batasan usia. Bahkan sering dikatakan tempat belajar seumur hidup, khususnya bagi masyarakat yang telah meninggalkan bangku sekolah. Sementara bagi pelajar dan mahasiswa perpustakaan berfungsi membantu proses belajar mengajar guna melengkapi dan memberikan wawasan diluar jam belajar.
e.       Fungsi kultural, berarti perpustakaan yang menyimpan khazanah budaya bangsa atau masyarakat daerah tersebut serta meningkatkan nilai dan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya melalui proses penyediaan bahan bacaan.
5.      Jenis-jenis perpustakaan antara lain:
a.       Perpustakaan Nasional, yaitu sebuah perpustakaan yang khusus didirikan oleh pemerintah tiap negara tersebut demi menyimpan informasi Negara tersebut. Seringkali perpustakaan nasional menyimpan koleksi langka dan bersejarah.
b.      Perpustakaan Umum, diselenggarakan oleh pemerintah setempat dalam kewajibannya memberikan layanan informasi kepada masyarakat yang memiliki koleksi berbagai bidang ilmu, seperti buku, majalah, Koran, brosur, alat peraga, media dalam bentuk software, CD, Video.
c.       Perpustakaan Khusus, adalah perpustakaan yang memberikan pelayanan pada bidang keilmuan tertentu sesuai dengan prinsip pengelolaan dan keorganisasian yang menaunginya, misalnya perpustakaan milik sekolah, perguruan tinggi, perusahaan, dinas pemerintah atau swasta, kedutaan besar lembaga swadaya masyarakat, dll.
d.      Perpustakaan Pribadi, adalah perpustakaan yang didalamnya terdapat koleksi sumber bacaan yang dimiliki oleh perorangan. Atas pertimbangan tentang kebutuhan orang lain dalam turut serta menikmati manfaat koleksinya, maka seseorang tersebut kemudian membuka perpustakan pribadi agar orang lain dapat datang dan memanfaatkan koleksinya sebagaimana perpustakaan umumnya.
e.       Perpustakaan Digital dan Virtual, merupakan perpustakaan dimana sebagian sumber berada dalam bentuk data yang dapat dibaca dan diambil dengan menggunakan peragkat komputer. Salah satu perpustakaan besar dunia dan memberikan pelayanannya sebagai perpustakaan digital adalah Wikipedia.
f.       Perpustakaan Keliling, adalah perpustakaan yang memberikan pelayanan dengan mendatangi kelompok orang yang membutuhkan pelayanan perpustakaan.

B.       Upaya Memberdayakan Perpustakaan
1.    Meningkatkan Minat Baca
Minat baca merupakan suatu ketertarikan untuk dapat mengartikan atau menafsirkan media kata-kata dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya minat baca dapat mendorong seseorang untuk giat memperluas pengetahuannya. Semakin tinggi minat baca pada diri seseorang semakin tinggi pula hasil belajar yang diterimanya, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan belajar optimal. Sesuai dengan wahyu Allah yang pertama diturunkan kepada nabi Muhammad yakni surat al-alaq ayat 1-5, sebagai berikut:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq [96]: 1-5)
Membaca sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan seperti yang djelaskan pada surat Al-Alaq tersebut meskipun tidak disertai penjelasan eksplisit tentang objek bacaannya. Prof. Dr. Quraish Shihab dalam buku tafsir al-Mishbah jilid 15 menyebutkan bahwa ditinjau dari segi kebahasaan maka objek dari perintah membaca dalam surat al-Alaq bersifat umum, yaitu dapat berupa alam raya, masyarakat dan diri sendiri, serta bacaan tertulis baik dalam bentuk kitab suci ataupun tidak. Perintah iqra’ dengan demikian dapat digunakan dalam berbagai pengertian seperti membaca, menelaah, dan sebagainya tergantung dari objeknya. Beliau juga menjelaskan tentang hikmah kata Iqra’ yang diulang dua kali, pengulangan tersebut mempunyai makna pentingnya membaca dan terus meningkatkan minat baca.
Minat baca pada seseorang tidak dapat tumbuh begitu saja secara instan, tetapi melalui proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan berkesinambungan, karena banyak faktor yang memepengaruhinya. Apalagi pada saat sekarang ini orang lebih suka menikmati audio-visual (pandang dengar) ketimbang membaca. Orang lebih suka duduk berjam-jam menghabiskan waktu di depan gadgetnya atau mengobrol tanpa menghasilkan kesimpulan apapun, terlebih lagi kondisi lingkungan (keluarga dan masyarakat) dan fasilitas untuk membaca (perpustakaan) tidak mendukung seseorang untuk mengembangkan minat baca.
Lingkungan keluarga memiliki atmosfir yang kuat untuk mendukung seorang (anak) memiliki minat baca yang kuat. Rumah juga berpengaruh pada sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang tua yang gemar membaca, memiliki koleksi buku, menghargai membaca dan senang membacakan cerita pada anak-anak umumnya menghasilkan anak yang gemar membaca pula.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah mengenalkan tujuan membaca pada anak, mereka diarahkan untuk apa membaca, bahan informasi apa yang diperlukan, kemudian mencatat bahan informasi penting yang dibutuhkan. Selain itu anak diarahkan pada situasi yang menarik, suasana yang menyenangkan dan tempat belajar yang dibuat santai. Sehingga memungkinkan anak belajar dengan tenang dan dapat mencerna serta memahami apa yang dipelajari atau dibacanya.
2.    Selalu mengupdate koleksi bacaan
Koleksi perpustakaan merupakan “ruh” perpustakaan, baik koleksi yang tercetak maupun non cetak termasuk digital. Karena dengan koleksi perpustakaan tersebut akan mempengaruhi maju mundurnya perpustakaan. Perpustakaan dengan koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya, maka perpustakaan tersebut akan selalu mendapat tempat di hati mereka. Sebaliknya perpustakaan dengan koleksi bahan pustakanya sangat terbatas dan tidak mengikuti perkembangan akan semakin ditinggalkan penggunanya sehingga kemunduranlah yang akan ditemui. Meningkatkan koleksi perpustakaan ini tidak mesti hanya melalui pembelian, namun juga dilakukan dengan kerjasama dengan berbagai pihak yang memungkinkan untuk bertambahnya dan lengkapnya koleksi perpustakaan.
Jenis-jenis koleksi meliputi bentuk tercetak maupun non cetak. Koleksi tercetak meliputi buku, majalah, jurnal, tabloid, dan surat kabar, sedangkan koleksi non cetak meliputi microfilm, mikrofis, audio tape, piringan hitam, video tape, pita magnetic, slide, kaset, cd, dvd, dan lain-lain.
3.    Memperbaiki fasilitas (sarana dan prasarana)
Meningkatkan sarana prasarana perpustakaan; Sarana dan prasarana perpustakaan meskipun hanya merupakan faktor penunjang, namun peran dan fungsinya sangat strategis dalam mendukung kualitas layanan yang dibutuhkan para pemustaka. Dewasa ini sarana dan prasarana perpustakaan ini mestinya juga termasuk sarana prasarana layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Dengan demikian dapat memudahkan pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan. Sarana dan prasarana perpustakaan yang representatif dan nyaman akan membuat para pemustaka untuk selalu tertarik dan merasa nyaman serta merasa bahwa di perpustakaanlah kebutuhan pengembangan diri dapat dipenuhi.
4.    Memberikan inovasi (seminar, diskusi panel, diskusi ilmiah)
Selain mendapatkan informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi melalui koleksi bahan bacaan yang ada di ruang-ruang koleksi. Perpustakaan pun biasanya menyelenggarakan acara yang bisa dijadikan sebagai bagian dari mendapatkan informasi pengetahuan yakni kegiatan seminar, diskusi panel, dan diskusi ilmiah yang diselenggarakan mealui undangan peserta secara umum atau secara khusus dengan mengundang pembicara dan ahli sesuai dengan tema seminar yang diadakan.
5.    Meningkatan Variasi Layanan
Meningkatkan variasi layanan, layanan perpustakaan di zaman sekarang ini tidak terbatas pada layanan membaca atau memperoleh informasi, namun dapat diperkaya dengan kegiatan yang bersifat edukatif lainnya seperti lomba sinopsis, lomba mendongeng/bercerita, temu anggota/forum komunikasi anggota perpustakaan, termasuk inter library loan (layanan pinjam paket), serta layanan penunjang lainnya seperti layanan rekreatif sehingga dapat membuat betah dan nyaman bagi pengunjung.

C.      Perlunya Memberdayakan Perpustakaan
Perlunya memberdayakan perpustakaan disebabkan karena beberapa realitas yang ada sebagai berikut:
1.    Adanya jarak antara perpustakaan dan masyarakat
Perpustakaan dan masyarakat yang secra teoritis yang semestinya ada hubungan yang erat. Karena diantara keduanya saling membutuhkan dan saling melengkapi. Maksudnya bahwa keberadaan perpustakaan adalah dalam rangka menyediakan informasi dan memenuhi kebutuhan pemakainya. Pada dasarnya masyarakatlah yang menghendaki dibentuknya perpustakaan. Kemudian oleh suatu tim perumus kebijakan dan tim kerja, yang terdiri atas beberapa pihak, misalnya unsur pemerintah dan masyarakat atau swasta/ lembaga swadaya masyarakat sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Akan tetapi antara keduanya seolah-olah berjalan sendiri-sendiri. Dengan visi, misi, strategi, serta perumusan tugas pokok fungsi sebagai salah satu pusat informasi dan pusat sumber belajar belum menyentuh kebutuhan masyarakat. Sebaliknya masyarakat mungkin saja belum mengetahui, memahami, dan menyadari apa arti dan kegunaan perpustakaan.
Oleh karena itu harus diupayakan terciptanya “jembatan” yang menghubungkan dan menghilangkan jarak tersebut, sehingga timbul suatu sinergi dan kesamaan pandangan serta kepentingan antara keduanya.
2.    Keterbatasan akses informasi
Informasi dan bentuk komunikasi antara kedua belah pihak perlu dibangun hubungan yang baik. Pada satu sisi perpustakaan menghendaki dimanfaatkan oleh masyarakat dengan berbagai layanan fasilitasnya. Sementara disis lain masyarakat membutuhkan informasi dan ilmu pengetahuan yang ada di perpustakaan. Untuk megembangkan informasi dan komunikasi tersebut diperlukan jalur komunikasi misalya, kemasyarakatan/sosialisai melalui media cetak dan elektronik, mengadakan berbagai aktivitas yang melibatkan masyarakat, dan mengadakan penelitian mengenai kebutuhan konsumen atau pelanggan perpustakaan.
3.    Respon dan perhatian masyarakat yang relative rendah
Respon dan perhatian masyarakat terhadapa perpustakaan yang relatif rendah bisa disebabkan oleh beberapa factor misalnya, ketidak tahuan masa dimana lokasi perpustakaan, apa kegunaan perpustakaan, siapa saja yang boleh ke perpusatakaan, bagaiman cara menjadi anggota perpustakaan, apa saja persyaratan untuk menjadi anggota, bahan pustaka apa saja yang ada, apakah untuk menjadi anggota harus membayar, dan lain-lain.
4.    Persepsi masyarakat tentang perpustakaan yang kurang tepat
Masyarakat kita terdiri atas banyak kelompok, strata sosial, tingkat pendidikan, etnis, suku, kebudayaan, agama dan kepercayaan. Oleh karena itu berbagai macam pula pemikiran masyarakat. Hal ini menyebabkan respon terhadap perpustakan tidak sama, maka akibatnya persepsinya tidak sama. Seperti, perpustakaan khusus hanya untuk kalangan tertentu, masuk perpustakaan harus membayar, dan petugas layanan yang kurang ramah dalam melayani pengunjung. Hal-hal seperti itu harus dihilangkan, dan diciptakan citra dan persepsi yang benar dan lengkap tentang perpustakaan bagi semua masyarakat.
5.    Minat masyarakat terhadap perpustakaan relative rendah
Relatif rendahnya minat masyarakat terhadap perpustakaan banyak factor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh perpustakaan umum Kotamadya Jakarta Pusat, hasilnya menyatakan: (1) sebagian masyarakat yang telah terbiasa dan memahami manfaat perpustakaan maka minatnya cukup besar, (2) kurangnya informasi dan akses terhadap perpustakaan, (3) kinerja perpustakaan dan jumlah koleksinya. Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat juga mempengaruhi minat masyarakat terhadap perpustakaan, masyarakat lebih memilih menggunakan gadget untuk mencari informasi melalui internet dibandingkan harus mengunjungi perpustakaan, Di Sidoarjo sendiri minat masyarakat terhadap perpustakaan relative banyak, menurut berita yang dimuat di bangsa online.com setidaknya sekitar 200 pengujung setiap harinya mengunjungi perpusda. Menurut beberapa lembaga seperti IKAPI, minat baca orang Indonesia jauh lebih rendah dibanding Singapura dan Malaysia. Sehingga juga berpengaruh terhadap minat masyarakat dengan perpustakaan. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ilmu penetahuan dan kuarngnya memahami fungsi dari perpustakaan itu sendiri.
6.    Tingkat kesibukan atau waktu yang terbatas
Ditinjau dari komunitas tempat tinggal, secara garis besar masyarat kita terbagi menjadi dua, yaitu masyarakat perkotaan termasuk suburban dan masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan ditandai dengan kehidupan modern dengan mata pencaharian utama pada sektor jasa seperti perdagangan, pegawai, dan industri. Sementara masyarakat pedesaan ditandai dengan agraris seperti pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan. Dalam hubungannya dengan perpustakaan, maka pada umumnya masyarakat kota lebih dulu mengenal dan mengetahui serta memanfaatkannya. Namun jika dikaitkan dengan kesibukannya sehari-hari dan terbatasnya waktu untuk berkunjung ke perpustakaan, masyarakat tersebut belum maksimal dapat menikmati layanan perpustakaan. Untuk mengatasi kedala tersebut, perpustakaan berupaya membuka jam layanan yang lebih panjang, misalnya dari pagi sampai dengan malam hari atau membuka layanan pada hari-hari libur.

Daftar Pustaka
Agus Rifai, Perputakaan Islam, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Badan perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta, “Peran Serta Masyarakat Untuk Mengembangkan Perpustakaan”, http://bpad.jogjaprov.go.id/article/news/site/view/id/236/t/peran-serta-masyarakat-untuk-mengembangkan-perpustakaan-agung, 20 juli 2011
Ebta Setiawan, “KBBI Online”, http://kbbi.web.id/daya

F. Rahayu Ningsih, Pengelolaan Perpustakaan, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007.

Pustakawan BPAD Provinsi Banten, “Pemberdayaan Perpustakaan”, http://bpad.bantenprov.go.id /read/berita/47/PEMBERDAYAAN-PERPUSTAKAAN-UNTUK-MENGEMBANGKAN-MINAT-BACA.html#.V-s-N_l97IU.
Revol, dkk,” minat baca masyarakat disidoarjo menigkat”, http://www.bangsaonline.com/berita/ 7631/minat-baca-masyarakat-di-sidoarjo-meningkat, 14 Januari 2015

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta, CV. Sagung Seto, 2006.

Safrudin Aziz, Perpustakaan Ramah Difabel, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2014.

Yuldi, Memilih Buku Yang Baik, Bandung, PT. Puri Pustaka, tt.

Yuni Sri Wahyuni, Perpustakaan Milik Kita, Semarang, PT. Sindur Press, 2008.

1 komentar:

  1. Harrah's Casino and Hotel - Mapyro
    Find your way around the casino, find where everything 남원 출장안마 is 강릉 출장샵 located 고양 출장마사지 with the best 포천 출장샵 GPS coordinates, and place a bet! Realtime driving 파주 출장샵 directions to Harrah's Casino and Hotel, 777

    BalasHapus