Senin, 12 Desember 2016

Hubungan Etika dan Politik

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Etika, Politik dan Pendidikan
1. Etika

Etika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, ‘ethos’ dalam bentuk tunggal berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, dan cara berpikir. Ethos adalah sikap batin yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti adat istiadat atau adat kebiasaan. Etika secara terminologi dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan yang menggambarkan nilai-nilai kesusilaan tentang baik dan buruk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Etika memiliki pengertian ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Menurut Keraf etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup dan aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain, dari satu generasi ke generasi yang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu tentang adat kebiasaan yang menggambarkan nilai-nilai kesusilaan yang baik dan buruk serta tentang hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial yang diwariskan secara turun menurun.

2. Politik
Secara etimologis politik berasal dari bahasa Yunani “polis” yang berarti negara kota. Dari kata tersebut muncullah istilah “politikos” yang berarti kewarganegaraan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Politik berarti:
a.       Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan),
b.      Segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain,
c.       Cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah); kebijaksanaan.
Menurut Aristoteles dalam bukunya Politics (ditulis tahun335 SM), dengan kata-kata bahwa “secara alamiah manusia adalah makhluk yang berpolitik“. Dalam bahasa aslinya (Latin/Yunani) disebut “Zoon Politikon”, dan dalam bahasa inggris disebut “man is by nature a political animal”. Yang dimaksud Aristoteles adalah bahwa politik merupakan hakikat keberadaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Jika dua orang atau lebih berinteraksi satu sama lain (dalam menjalani kehidupan di dunia), maka mereka tidak lepas dari keterlibatan dalam hubungan yang bersifat politik. Menurut Kartini Kartono bahwa politik dapat diartikan sebagai aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah ditengah masyarakat.
Secara garis besar, politik adalah berkenaan dengan keuasaan pengaruh, kewenangan pengaturan, dan ketaatan atau ketertiban. Sedangkan Ilmu Politik adalah berkenaan dengan hubungan antara manusia satu sama lainnya dalam bentuk adanya pemahaman, penghayatan, sampai pengaturan mengenai “hal-hal memperoleh, mempertahankan, dan menyelenggarakan kekuasaan dalam menyelenggarakan kekuasaan dalam kehidupan bermasyarakat”. Maka politik atau hal-hal yang menyangkut politik mencakup 3 hal pokok yaitu:
1)      Kekuasaan (power),
2)      Kewenangan (authority), dan
3)      Ketaatan/ketertiban (order).
 3. Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik yang berarti memelihara dan memberi latihan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pengertian dasar tentang pendidikan yang perlu dipahami yaitu pendidikan merupakan suatu peroses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila; pendidikan merupakan hubungan pribadi antara pendidik dan anak didik yang melahirkan tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan pendidikan.
Pengertian Pendidikan menurut para ahli antara lain:
a.       J.J. Rousseau, Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
b.      Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya.
c.       Menurut UU Nomor 2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
d.      Menurut UU No. 20 th 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pengertian ilmu pendidikan menurut para ahli, yaitu:
a.       Menurut Prof. Dr. N. Driyarkara, ilmu pendidikan yaitu pemikiran ilmiah tentang realitas yang kita sebut dengan pendidikan (mendidik dan dididik).
b.      Dr. Sutari Imam Barnadib, ilmu pendidikan adalah mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan.

B.     Etika dan Politik Dapat di Hubungkan dengan Pendidikan
Etika merupakan ilmu tentang adat kebiasaan yang menggambarkan nilai-nilai kesusilaan yang baik dan buruk serta tentang hak dan kewajiban demi terciptanya kehidupan bermasyarakat yang baik. Sehingga dalam hal ini, sebuah etika dijadikan sebuah sistem yang mengatur pendidikan agar pendidikan itu dapat berjalan baik. Artinya perilaku-perilaku dalam pendidikan harus sesuai dengan etika (hak dan kewajiban) pendidikan, serta harus terorientasi sesuai visi dan misi suatu pendidikan itu diarahkan.
Etika adalah salah satu cabang ilmu pendidikan yang salah satu fungsinya untuk dijadikan tolak ukur bagi pendidik, dalam menilai dirinya sendiri dan peserta didik mengenai bagaimana menjalankan tugas dan kewajiban sebagai manusia yang berbudi luhur, jujur, bermoral dan bertanggung jawab. Dalam hal ini yang ditekankan adalah sikap atau perilaku mereka dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai professional yang diembannya untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan.
Dari pengertian Politik sebagai aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah ditengah masyarakat. Dengan demikian dapat dihubungkan dengan pendidikan yaitu politik sebagai cara atau metode yang digunakan untuk membuat keputusan-keputusan kebijakan dalam hal pendidikan seperti dalam hal penentuan kurikulum. Oleh karena itu pendidikan ada kaitannya dengan politik karena dengan adanya politik maka pendidikan akan menjadi terstruktur karena adanya pemahaman kondisi keadaan masyarakat.

C.    Hubungan Etika dan Politik dengan Pendidikan
Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Sedangkan politik sebagai cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah) atau disebut sebagai kebijaksanaan dalam membuat keputusan. Berdasarkan pada pembahasan diatas jika politik dihubungkan dengan pendidikan, dapat diartikan sebagai cara atau metode yang didasarkan pada kebudayaan bangsa tertentu guna mempengaruhi pihak-pihak tertentu dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Negara tersebut.
Hubungan politik dengan pendidikan ialah politik dijadikan sebagai alat untuk menentukan kebijakan dalam hal keputusan membuat kurikulum yang berlaku. Selain itu dalam hal pendidikan politik juga dijadikan sebagai alat untuk menentukan standarisasi kelulusan sekolah. Hal ini dilakukan demi terciptanya peningkatan kualitas pendidikan pada suatu negara.
Selain itu politik juga dijadikan suatu disiplin ilmu, dengan adanya ilmu politik hasrat untuk memperoleh kekuasaan tak dapat dihindari ada pada setiap manusia namun, hubungan-hubungan antara manusia yang berdasarkan hasrat ini perlu pengaturan dan pengendalian. Inilah inti dari pemikiran serta kegunaan ilmu politik. Dalam hal ini pendidikan dijadikan sebagai usaha untuk pengajaran dan pelatihan sebagai suatu perbuatan mendidik agar manusia memiliki ilmu tentang politik yang baik dan benar.
Dari hubungan politik dengan pendidikan dijadikan dasar untuk melakukan perubahan dalam hal menentukan kebijakan untuk pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sedangkan hubungan etika dengan pendidikan adalah selain menekankan penguasaan pengetahuan yang luas pendidikan juga harus memperhatikan pendidikan mengenai etika dan moral yang tinggi sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat.
Kaitannya dengan pendidikan, etika adalah bagaimana agar suatu poses pendidikan berjalan sesuai etika di masyarakat, sebab ketika suatu pendidikan berbeda dengan sistem yang berlaku di masyarakat, maka pendidikan tersebut tidak akan bisa berkembang bahkan dijauhi oleh masyarakat dan akhirnya akan kehilangan eksistensinya.
Kaitan etika dengan pendidikan, pendidikan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan pengetahuan, tetapi juga untuk meninggikan moral, melatih dan mepertinggi semangat menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku jujur dan bermoral, dan menyiapkan murid untuk hidup sederhana dan bersih hati.
Dapat juga sebuah etika merupakan sebuah aturan yang mengolah sistem pendidikan. Jadi, sebuah etika yang diterapkan harus berjalan satu arah dengan kurikulum yang diberlakukan. Sehingga dalam hubungan ini sukses atau tidaknya sebuah sistem pendidikan bergantung bagaimana kedisiplinan dalam etika tersebut dilaksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar